KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan
kehadirat Allah SWT karena dengan rahmad dan izin - Nya sehingga makalah “Mukjizat
dan Kejadian Luar Biasa” ini dapat terselesaikan. Makalah ini disusun dalam
rangka untuk memenuhi tugas mata pelajaran Aqidah di MTsN 1 Garut Tahun
Pelajaran 2012-2013.
Penulis menyadari bahwa makalah ini
sangat jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran yang
sifatnya membangun saya terima dengan tangan terbuka.
Akhir kata saya mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat memberikan pengetahuan bagi kita semua.
Penulis,
MUKJIZAT DAN
KEJADIAN LUAR BIASA
Pengertian
Mukjizat dan Kejadian Luar Biasa Lainnya (Karamah, Ma’unah, dan Irhas)
1.
Mukjizat
Mukjizat berasal dari bahasa Arab معجزة
yang artinya melemahkan, yaitu membuat sesuatu menjadi tidak mampu. Mukjizat
merupakan sesuatu yang luar biasa sehingga manusia tidak mampu mendatangkan hal
yang serupa. Menurut istilah, mu’jizat berarti sesuatu yang luar biasa
yang terjadi dalam diri nabi atau rasul Allah SWT. Mukjizat bertujuan untuk
membuktikan kenabian atau kerasulan seorang nabi atau rasul Allah SWT yang
tidak dapat ditiru oleh siapa pun dan untuk melemahkan segala macam usaha dan
alasan orang kafir dan menentang islam, dan menyeru kepada umat agar percaya
akan keesaan Allah.
Unsur yang harus ada dalam mukjizat, antara lain:
1) Kejadian
luar biasa
2) Tampak pada
diri seorang nabi
3) Ada
tantangan dari kaum yang menyangsikan kedudukan seorang nabi
4) Manusia
tidak mampu menandingi hal yang luar biasa tersebut.
Lazimnya, nabi atau rasul
menampakkan mukjizatnya hanya pada saat-saat yang sangat dibutuhkan, misalnya
untuk membela diri atau menjawab tantangan orang- orang kafir.
Dalam al-Qur’an, mukjizat biasanya
disebutkan dengan kata-kata ayat atau burhan,yang berarti bukti atau keterangan
yang jelas.
Allah SWT berfirman dalam Q.S.
Asy-Su’ara’: 4
إِنْ نَشَأْ نُنَزِّلْ عَلَيْهِمْ مِنَ
السَّمَاءِ آيَةً فَظَلَّتْ أَعْنَاقُهُمْ لَهَا خَاضِعِينَ
“Jika kami
kehendaki niscaya Kami menurunkan kepada mereka mukjizat dari langit, maka
senantiasa kuduk-kuduk mereka tunduk kepadanya.”
Setiap muslim wajib memercayai
mukjizat yang dimiliki nabi dan rasul. Mengingkari mukjizat nabi dan rasul
berarti mengingkari ayat-ayat yang ada dalam al-Qur’an itu sendiri. Jadi, orang
yang mengingkari mukjizat nabi dan rasul termasuk orang kafir.
Contoh
Mukjizat yang Diberikan Kepada Rasul Allah
Mukjizat yang diberikan oleh Allah
antara lain sebagai berikut:
1)
Nabi Ibrahim
a.s
Mukjizat Nabi Ibrahim a.s. adalah
tidak hangus ketika dibakar oleh Raja Namrud. Jika orang biasa dibakar dalam
kobaran api dalam suhu 1700 C, tentu hangus terbakar dalam sekejap.
Namun Nabi Ibrahim a.s. tidak terbakar sedikit pun, bahkan api terasa dingin
oleh beliau. Allah berfirman dalam Q.S. al-Anbiya’:69.
قُلْنَا يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلامًا عَلَى إِبْرَاهِيمَ
Kami berfirman, “Hai api, jadikanlah dingin dan
menjadi keselamatan bagi Ibrahim.”
2)
Nabi Musa
a.s
Nabi Musa a.s merupakan nabi yang
diutus untuk menyeru Bani Israil agar beriman kepada Allah. Dakwahnya ditentang
oleh seorang raja yang kejam dan durhaka kepada Allah yang bernama Fir’aun.
Raja Fir’aun mengumpulkan para tukang sihir untuk mengalahkan Nabi Musa a.s.
Para tukang sihir tersebut melemparkan tongkat-tongkat yang ada di tangan
mereka dan menjelma menjadi ular-ular yang siap menyerang Nabi Musa a.s.
Allah memerintahkan Nabi Musa a.s.
melemparkan tongkat yang biasanya digunakan untuk menggembala kambingnya.
Tongkat itu berubah menjadi ular besar dan menelan habis semua ular para tukang
sihir tersebut. Kisah ini termaktub dalam al-Qur’an Surah Toha ayat 19-21.
3)
Nabi
Muhammad saw.
Mukjizat Nabi Muhammad saw. adalah sebagai berikut.
a) Al-Qur’an
merupakan mukjizat terbesar.
b) Celah-celah
jari beliau dapat memancarkan air yang diminum para sahabatnya.
c) Mi’raj ke
Sidratul Muntaha dalam waktu yang singkat.
4)
Nabi saleh
a.s
Nabi Saleh dapat mengeluarkan unta
besar dari lubang batu yang sangat kecil.
5)
Nabi Sulaiman
a.s.
Kisah kehebatan Nabi Sulaiman a.s.
dapat kita baca dalam surah Saba’ dan surah An-Nahl. Ia seorang nabi yang dapat
berbicara dengan semua jenis binatang, termasuk dengan bangsa jin, contohnya
Ifrid. Ia juga dapat mengendalikan angin. Ia juga seorang raja bagi manusia dan
hewan dan berhasil mengislamkan ratu Bulqis yang sebelumnya menyembah berhala.
6)
Nabi Isa
a.s.
Mukjizat Nabi Isa a.s. adalah sebagai berikut.
a) Membuat
burung dari tanah dan benar-benar hidup atas izin Allah.
b) Menyembuhkan
orang yang buta sehingga dapat melihat lagi.
c) Menyembuhkan
orang yang sakit lepra.
d) Menghidupkan
orang yang sudah meninggal dengan izin Allah.
2.
Karamah
Karamah berasal dari bahasa arab كرم
berarti kemuliaan, keluhuran, dan anugerah. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia yang mengistilahkan karomah dengan keramat diartikan suci dan dapat
mengadakan sesuatu diluar kemampuan manusia biasa karena ketaqwaanya kepada
Tuhan.
Menurut ulama sufi, karamah berarti
keadaan luar biasa yang diberikan Allah SWT kepada para wali-Nya. Wali ialah
orang yang beriman, bertakwa, dan beramal shaleh kepada Allah SWT.
Allah SWT berfirman dalam Q.S.
Yunus: 62-64,
أَلا إِنَّ أَوْلِيَاءَ
اللَّهِ لا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ
يَحْزَنُونَ۞ الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا
يَتَّقُونَ۞ لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ……
“Ingatlah,
sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka
tidak bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan bertakwa. Bagi mereka
berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan di akhirat….”
Ulama’ sufi meyakini bahwa para wali
mempunyai keistimewaan, misalnya kemampuan melihat hal-hal ghaib yang tidak
dimiliki oleh manusia umumnya. Allah SWT dapat memberi karamah kepada orang
beriman, takwa, dan beramal shaleh menurut kehendaknya.
1)
Kejadian
yang Dialami Seorang Ahli Ilmu pada masa Nabi Sulaiman a.s.
Ketika Nabi Sulaiman a.s. sedang
duduk di hadapan dengan para tentaranya yang terdiri atas manusia, hewan, dan
jin, beliau meminta kepada mereka mendatangkan singgasana Ratu Bulqis. Ada
seorang yang berilmu berkata kepada Nabi Sulaiman a.s. menurut sebuah
keterangan, orang yang berilmu itu bernama Asif. Perkataan orang berilmu
tersebut diabadikan Allah SWT dalam firman-Nya Q.S. an-Naml: 40,
قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ
عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ
طَرْفُكَ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي
لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ
لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ
“Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al
Kitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu
berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya,
iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku
bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barang siapa yang bersyukur
maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barang
siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".
2)
Kejadian
yang Dialami Maryam binti Imran
Nabi Zakaria a.s. menemukan makanan setiap hadir di
mihrab Maryam binti Imran.
Allah berfirman dalam Q.S. Ali Imran: 37,
فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا
بِقَبُولٍ حَسَنٍ وَأَنْبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًا وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا
كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا الْمِحْرَابَ وَجَدَ عِنْدَهَا رِزْقًا
قَالَ يَا مَرْيَمُ أَنَّى لَكِ هَذَا قَالَتْ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ إِنَّ
اللَّهَ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Maka Tuhannya menerimanya
(sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan
yang baik dan Allah menjadikan Zakaria pemeliharanya. Setiap Zakaria masuk
untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakaria berkata:
"Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam
menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah memberi
rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.”
Peristiwa yang disaksikan Nabi
Zakaria a.s. merupakan karamah yang dianugerahkan Allah SWT kepada maryam binti
Imran.
Allah SWT mentakdirkan bahwa
pengasuh Maryam adalah pamannya sendiri, yakni Nabi Zakaria a.s.
3.
Ma’unah
Ma’unah berarti pertolongan. Ma’unah
adalah pertolongan yang diberikan oleh Allah SWT kepada orang mukmin untuk
mengatasi kesulitan yang menurut akal sehat melebihi kemampuannya. Ma’unah
terjadi pada orang yang biasa berkat pertolongan Allah. Misalnya, orang yang
terjebak dalam kobaran api yang sangat hebat, namun berkat ma’unah/pertolongan
Allah, ia selamat.
4.
Irhas
Irhas adalah kejadian luar biasa
atau hal-hal yang istimewa pada diri calon nabi atau Rasul ketika masih kecil.
Contohnya, Muhammad saw. Selalu dinaungi awan sehingga kepanasan saat melakukan
perjalanan dagang ke negeri Syam. Peristiwa yang terjadi pada diri Nabi Isa
a.s. ketika beliau masih bayi dalam buaian ibunya, Maryam. Pada saat masih
bayi, Nabi isa dapat berbicara kepada orang-orang yang melecehkan ibunya.
Pembicaraan Nabi Isa a.s. ketika
masih bayi itu disebutkan dalam firman Allah, Q.S. Maryam: 29-33.
فَأَشَارَتْ إِلَيْهِ
قَالُوا كَيْفَ نُكَلِّمُ مَنْ كَانَ فِي الْمَهْدِ صَبِيًّا۞ قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ آتَانِيَ
الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا۞ وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنْتُ
وَأَوْصَانِي بِالصَّلاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا۞ وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي
جَبَّارًا شَقِيًّا۞ وَالسَّلامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ
حَيًّا۞
“Maka dia
(Maryam) menunjuk kepada anaknya, mereka berkata “Bagaimana kami akan berbicara
dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?” Dia (Isa) berkata, “Sesungguhnya
aku hamba Allah, Dia memberiku kitab Injil) dan Dia menjadikan aku seorang
nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada dan
Dia memerintahkan kepadaku melaksanakan shalat dan menunaikan zakat selama
hidup, dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang
sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari
kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.”
·
Macam-macam Mukjizat
Menurut sifatnya, mukjizat dapat
dibagi menjadi dua macam, yaitu mukjizat hisyiah/kauniyah dan mukjizat maknawiyah/aqliyah.
1)
Mukjizat hisyiah/kauniyah
ialah mukjizat yang dapat dilihat, didengar, dirasakan, dan dipegang. Mukjizat
hisyiah ditujukan kepada orang biasa, yang kurang mampu menggunakan akal
pikirannya secara baik. Contohnya, mukjizat Nabi Nuh a.s. beliau membuat perahu
untuk menghadapi banjir yang pada waktu itu tidak pernah dilakukan orang dan
mustahil dapat dilakukan oleh orang biasa. Setelah perahu selesai dibuat,
banjir datang dan sumber airnya datang dari tiap-tiap rumah penduduk yang
kafir. Akhirnya, semua penduduk kafir tenggelam sedangkan Nabi Nuh a.s. dan
para pengikutnya selamat.
2)
Mukjizat maknawiyah
ialah mukjizat yang tidak dapat dilihat, didengar, dirasakan, dicium, dan
dipegang. Mukjizat maknawiyah hanya dapat dimengerti dan dikenal oleh
orang-orang yang berpikir sehat, berbudi luhur, dan berperasaan halus.
Contohnya mukjizat yang dimiliki Nabi Muhammad saw. berupa al-Qur’an. Tidak
semua orang mau menerima petunjuk al-Qur’an. Hanya orang yang sehat, berbudi
luhur, dan berperasaan halus yang sanggup menerima al-Qur’an dengan senang
hati. Al-Qur’an memiliki keistimewaan yang luar biasa, salah satunya adalah
dalam hal balaghah (sastra). Tidak ada seorang pun yang mampu menyusun
atau merangkai kata-kata sebagaimana al-Qur’an meskipun hanya satu ayat
·
Perbedaan antara Mukjizat, Karamah, Ma’unah, dan Irhas
Pada dasarnya mukjizat, karamah, ma’unah, dan irhas adalah sama, yaitu
anugerah Allah SWT yang diberikan kepada hamba-Nya. Perbedaannya terletak pada
siapa yang menerimanya.
Perbedaan antara
mukjizat, karamah, ma’unah, dan irhas adalah sebagai berikut.
a.
Mukjizat diberikan kepada para nabi
dan rasul.
b.
Karamah dianugerahkan kepada wali.
c.
Ma’unah diberikan kepada orang
mukmin.
d.
Irhas dianugerahkan kepada calon
nabi atau rasul Allah SWT (sebelum diangkat menjadi nabi dan rasul)
Persamaan antara mukjizat, karomah,
ma’unah dan irhas adalah sama-sama datangnya dari Allah SWT. Orang yang
diberikan mukjizat, karamah, ma’unah, dan irhas pantas diteladani hidupnya,
karena mukjizat, karamah, ma’unah, dan irhas hanya diberikan kepada hamba-hamba
Allah SWT yang bertakwa dan beramal shaleh.
·
Hikmah Mukjizat
Hikmah adanya mukjizat adalah
sebagai berikut.
a.
Melemahkan dan mengalahkan
alasan,usaha,dan tipu daya orang-orang yang menentang dakwah rasul allah.
b.
Bagi yang telah percaya kepada
kenabian maka mukjizat akan berfungsi untuk memperkuat iman serta menambah
keyakinan akan kekuasaan Allah SWT.
c.
Membuktikan kebenaran rasul yang
diutus Allah dan ajaran – ajarannya.
·
Hikmah Karamah, Ma’unah, dan Irhash
Hikmah adanya karamah, ma’unah, dan
irhas adalah sebagai berikut.
a.
Mempertebal iman kepada Allah SWT.
b.
Mendekatkan diri kepada Allah.
c.
Tidak takut akan kesulitan, karena
yakin Allah selalu memberikan pertolongan kepada hambanya yang beriman dan
bertakwa.
Makasih. izin copas, ya? buat tugas makalah.
BalasHapus